photo blogkugif.gif
Headlines News :
Home » » Lebih Tinggi Pemuda Penganguran di Indonesia

Lebih Tinggi Pemuda Penganguran di Indonesia

Written By Unknown on Thursday 16 January 2014 | 10:40


Lebih Tinggi Pemuda Penganguran di Indonesia
ASATUNEWS - Ekonom Senior Bank Dunia Vivi Alatas mengatakan, pengangguran di kalangan pemuda lima kali lebih tinggi dari pengangguran dewasa yang rata-rata hampir tiga kali lipat..

Hal ini disebabkan tingkat partisipasi pemuda dalam pasar tenaga kerja di Indonesia masih rendah dan pengangguran di kalangan pemuda terdidik relatif tinggi.

Kondisi tersebut menyebabkan tingginya angka pertumbuhan ekonomi tidak bisa dinikmati seluruh kalangan dan perlu adanya upaya untuk meningkatkan taraf hidup serta produktivitas dengan menciptakan lapangan pekerjaan..

Perlu adanya lapangan pekerjaan untuk meningkatkan kesejahteraan dengan melakukan relokasi pekerja ke sektor yang lebih produktif serta meningkatkan perlindungan pekerja dengan bertanggung jawab secara fiskal," kata Ekonom Senior Bank Dunia Vivi Alatas  di Jakarta Kamis(16/1-2014).

Menurut  Vivi, berdasarkan data Bank Dunia, tingkat partisipasi pemuda terdidik pada usia 20-29 tahun dalam pasar tenaga kerja relatif menurun sejak 2010, meskipun lapangan pekerjaan dalam sektor informal meningkat sejak 2001.

Disamping itu banyak tenaga kerja (formal dan informal) di Indonesia yang bekerja dengan penuh keterpaksaan. Banyak para pekerja bekerja tanpa memiliki kontrak secara legal dengan perusahaan tempat mereka berkerja..

Dari total tenaga kerja di Indonesia, sebanyak 38% pekerja yang tidak memiliki kontrak di sektor formal. Sedangkan hanya 8% yang memiliki kontrak secara permanen, setengah permanen dan pegawai tetap. Sisanya sekitar 54% merupakan pekerja informal yang sudah pasti tak ada kontrak terutama di sektor pertanian.

Tantangan dalam sektor ketenagakerjaan di Indonesia antara lain kebutuhan iklim usaha yang tepat untuk mewujudkan produksi, berupa pengembangan inovasi dan riset. Saat ini, rendahnya inovasi dan riset menghambat produksi untuk hal-hal yang baru, serta masih ada hambatan terkait sulitnya memulai bisnis baru, yang dapat memperlambat produksi yang lebih murah.|ASN-023/Rachmat Edy/MJF
Sumber: Asatunews.com
Share this post :

Post a Comment

 
| Home | Tentang Kami | Pasang Iklan
Copyright © 2011-2014. Ahdi Popos - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger