Ahdi Popos - Jurnalis Amerika Serikat Allan Nairn menyatakan bahwa tulisannya soal wawancara off the record
dengan Prabowo Subianto yang dipublikasikan dalam blog pribadinya
didasari pada fakta. Allan menyadari banyak bantahan dari kubu Prabowo
saat tulisan itu muncul.
Oleh karena itu, Allan menantang Prabowo agar membawa tulisannya itu ke ranah hukum jika memang dianggap sebuah kebohongan.
“Setelah terbit artikel itu, orang Prabowo sebut saya musuh negara,
kata TNI siap tangkap saya dan katakan bahwa artikel itu tidak benar dan
main-main. Jadi saya jawab dengan beberapa tantangan kepada Pak
Prabowo. Kalau dia nilai yang saya tulis itu tidak benar, sebaiknya dia
hadapi saya dalam sidang, di Indonesia. Sebaiknya mulai proses saya atas
tuduhan mencemarkan nama baik dia, silakan,” ujar Allan dalam sebuah
diskusi di Jakarta, Selasa (1/7/2014).
Menurut Allan, dengan cara itu, maka persoalan benar atau tidaknya
tulisan soal Prabowo itu bisa diselesaikan. Allan mengaku tak khawatir
apabila dirinya harus ditangkap atas tulisannya itu.
Dalam kariernya selama 40 tahun sebagai jurnalis, Allan merasa sudah
menjadi musuh di banyak negara. Tulisannya tentang Prabowo yang
disebutnya memiliki kedekatan dengan Amerika dan tidak percaya akan
sistem demokrasi, sebut Allan, adalah dilandasi kebenaran.
“Silakan, saya di sini, saya di Indonesia, saya di Jakarta. Mereka
bisa dapat saya. Kalau mereka mau menangkap saya untuk kejahatan atas
kebenaran yang saya tulis tentang Prabowo, silakan,” ucap Allan.
Allan adalah seorang jurnalis investigasi yang telah banyak meliput
kasus-kasus pelanggaran HAM di berbagai belahan dunia, seperti
Guatemela, Haiti, hingga Timor Leste. Allan bahkan menjadi orang yang
dianggap mengancam Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soeharto
atas laporan-laporannya.
Pada bulan Juni dan Juli 2011 silam, Allan tengah menyelidiki kasus
pembunuhan warga sipil yang dilakukan oleh militer Indonesia.
Investigasinya itulah yang kemudian mempertemukan Allan dengan Prabowo
yang sudah diberhentikan dari dunia kemiliteran.
Dalam wawancara itu, Allan mengaku Prabowo tidak mau menjelaskan
secara spesifik kasus per kasus pembunuhan yang terjadi pada zaman Orde
Baru. Namun, Prabowo bercerita panjang lebar kepada Allan tentang
pemikirannya akan fasisme hingga dunia militer. Prabowo juga turut
bercerita soal kedekatan dengan pelaku usaha, militer, dan intelijen
Amerika.
Semua pembicaraan itu, sebut Allan memang dilakukan dengan perjanjian off the record.
Namun, Allan akhirnya melanggar etiket jurnalistik itu karena merasa
masyarakat Indonesia perlu tahu akan sosok Prabowo sebenarnya lantaran
Prabowo akan segera dipilih sebagai calon presiden.
Editor : Herdiyono
Sumber : Kompas.com
Post a Comment