Ahdi Popos- [Jakarta] KH. Abdul Wahab Hasbullah, Rais Aam Syuriah PBNU setelah KH Hasyim Asy’ari akan dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
Kiai Wahab yang dikenal sebagai MbahWahab adalah salah satu tokoh pendiri NU dan juga Laskar Mujahidin saat melawan penjajah Jepang di era revolusi kemerdekaan.
Proses menuju sebuah penganugerahan gelar pahlawan ini cukup berliku dan telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Namun akhirnya pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi
mengakui KH Wahab Chasbulloh sang pencetus resolusi jihad, sebagai Pahlawan Nasional.
Rencananya, pemerintah akan memberikan gelar itu kepada keluarga salah satu pendiri jamiyah Nahdlatul Ulama (NU) ini pada hari Senin 10 November 2014 nanti.
Salah satu ahli waris diundang ke Istana Negara Jakarta, untuk menerima Surat Keputusan (SK) Presiden tentang penetapan Kiai Wahab sebagai Pahlawan Nasional.
“Keenam putra mbah wahab yang masih hidup akan di undang ke istana negara besok untuk menerima gelar kepahlawanan Mbah Wahab yang diberikan oleh Presiden RI, Jokowi,” kata Munjidah Wahab, salah satu putri Kiai Wahab Hasbulloh, di Jombang, Jawa Timur, Jumat (07/11/2014).
Ia menambahkan, dalam catatan sejarah juga dijelaskan, ketika fatwa Resolusi Jihad dikeluarkan Rois Akbar PBNU KH Hasyim Asy’ari dalam pertemuan ulama dan konsul-konsul NU se-Jawa dan Madura di Surabaya, Kiai Wahab yang waktu itu menjadi Khatib Am PBNU bertugas mengawal implementasi dan pelaksanaan di lapangan.
Fatwa tersebut akhirnya menjadi pemantik pertempuran heroik 10 November di Surabaya untuk mengusir Belanda yang ingin kembali menjajah dengan cara membonceng tentara Sekutu.
“Saya sangat berterima kasih kepada masyarakat dan Presiden RI yang telah memberi gelar Pahlawan nasional kepada Mbah Wahab. Karena perjuangan beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan. Beliau juga pendiri Nahdlatul Wathon, seperti syair perjuangan yang ditulis oleh mbah Wahab yakni, Ya Ahlal Wathan Minal Iman.” tambah Munjidah Wahab, yang juga saat ini menjadi Wakil Bupati Jombang, Jawa Timur.
Abdul Latief LC, salah satu Dzurriyyah Kiai Wahab dan Pengurus GP Ansor Jombang, menambahkan, Resolusi jihad yang di gelorakan pada waktu itu ialah bagian dari panji perjuangan yang digelorakan oleh Mbah Wahab sebagai sang deklarator, dengan tujuan kepastian hukum fiqhnya. Karena barang siapa berperang dibawah panji yang tidak jelas, jika kemudian ia terbunuh maka ia tidak ada nilai kesyahidan sama sekali.
Mbah Wahab, pendiri Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang ialah sosok yang berfikir ontologis fundamentalis, dan pernah menimba ilmu kepada Hos Cokroaminoto, sehingga mempunyai pemikiran mendirikan negara adalah tujuan besar, tapi jika tidak tercapai tujuan kostitusi negara di utamakan daripada pendirian negara agama.
Sebagaimana diberitakan, Presiden Joko Widodo memberikan penganugerahan gelar pahlawan nasional besok di Istana Negara, kepada empat pejuang yakni Letjen TNI (Purn) Djamin Ginting (asal Sumatera Utara), KH Abdul Wahab Hasbullah (asal Jombang, Jawa Timur), Sukarni Kartodiwerjo (asal Jawa Timur) dan Muhammad Mangundiprojo (asal Jawa Tengah)
Kiai Wahab yang dikenal sebagai MbahWahab adalah salah satu tokoh pendiri NU dan juga Laskar Mujahidin saat melawan penjajah Jepang di era revolusi kemerdekaan.
Proses menuju sebuah penganugerahan gelar pahlawan ini cukup berliku dan telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Namun akhirnya pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi
mengakui KH Wahab Chasbulloh sang pencetus resolusi jihad, sebagai Pahlawan Nasional.
Rencananya, pemerintah akan memberikan gelar itu kepada keluarga salah satu pendiri jamiyah Nahdlatul Ulama (NU) ini pada hari Senin 10 November 2014 nanti.
Salah satu ahli waris diundang ke Istana Negara Jakarta, untuk menerima Surat Keputusan (SK) Presiden tentang penetapan Kiai Wahab sebagai Pahlawan Nasional.
“Keenam putra mbah wahab yang masih hidup akan di undang ke istana negara besok untuk menerima gelar kepahlawanan Mbah Wahab yang diberikan oleh Presiden RI, Jokowi,” kata Munjidah Wahab, salah satu putri Kiai Wahab Hasbulloh, di Jombang, Jawa Timur, Jumat (07/11/2014).
Ia menambahkan, dalam catatan sejarah juga dijelaskan, ketika fatwa Resolusi Jihad dikeluarkan Rois Akbar PBNU KH Hasyim Asy’ari dalam pertemuan ulama dan konsul-konsul NU se-Jawa dan Madura di Surabaya, Kiai Wahab yang waktu itu menjadi Khatib Am PBNU bertugas mengawal implementasi dan pelaksanaan di lapangan.
Fatwa tersebut akhirnya menjadi pemantik pertempuran heroik 10 November di Surabaya untuk mengusir Belanda yang ingin kembali menjajah dengan cara membonceng tentara Sekutu.
“Saya sangat berterima kasih kepada masyarakat dan Presiden RI yang telah memberi gelar Pahlawan nasional kepada Mbah Wahab. Karena perjuangan beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan. Beliau juga pendiri Nahdlatul Wathon, seperti syair perjuangan yang ditulis oleh mbah Wahab yakni, Ya Ahlal Wathan Minal Iman.” tambah Munjidah Wahab, yang juga saat ini menjadi Wakil Bupati Jombang, Jawa Timur.
Abdul Latief LC, salah satu Dzurriyyah Kiai Wahab dan Pengurus GP Ansor Jombang, menambahkan, Resolusi jihad yang di gelorakan pada waktu itu ialah bagian dari panji perjuangan yang digelorakan oleh Mbah Wahab sebagai sang deklarator, dengan tujuan kepastian hukum fiqhnya. Karena barang siapa berperang dibawah panji yang tidak jelas, jika kemudian ia terbunuh maka ia tidak ada nilai kesyahidan sama sekali.
Mbah Wahab, pendiri Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang ialah sosok yang berfikir ontologis fundamentalis, dan pernah menimba ilmu kepada Hos Cokroaminoto, sehingga mempunyai pemikiran mendirikan negara adalah tujuan besar, tapi jika tidak tercapai tujuan kostitusi negara di utamakan daripada pendirian negara agama.
Sebagaimana diberitakan, Presiden Joko Widodo memberikan penganugerahan gelar pahlawan nasional besok di Istana Negara, kepada empat pejuang yakni Letjen TNI (Purn) Djamin Ginting (asal Sumatera Utara), KH Abdul Wahab Hasbullah (asal Jombang, Jawa Timur), Sukarni Kartodiwerjo (asal Jawa Timur) dan Muhammad Mangundiprojo (asal Jawa Tengah)
Editor: Herdiyono
Sumber: LensaIndonesia.com
Post a Comment