Ahdi Popos - Afrika : Nasib ummat muslim di Afrika terancam di bunuh massal karena konflik yang tidak kunjung redah antara agama, di tengarai pemicu konflik karena perkembangan Ekonomi negara Afrika yang semakin Krisis,
“Krisis ekonomi di Afrika Tengah telah berubah menjadi aksi genosioda yang mengerikan. Jika dunia tetap diam membisu berarti kemanusiaan saat ini sudah diabaikan,” kata Union of African Scholars, seperti dilansir dari Pelitaonline.com (17/2/2014).
Para Cendikiawan muslim Afrika sangat menyayangkan karena pasukan perdamaian Perancis tidak Netral yang condong membiarkan ummat kristen membantai ummat islam
“Tentara Perancis tidak berpihak kepada masyarakat Muslim Afrika Tengah dan terkesan tidak berani melucuti senjata para pembunuh massal itu,” keluh para ulama Afrika
Pembunuhan terhadap Muslim meningkat sejak bulan Januari yang lalu, ketika Catherine Samba-Panza, seorang Kristen yang menjabat sebagai walikota ibukota Bangui, terpilih sebagai presiden.
Karena pasukan perdamain perancis tidak bersifat Netral maka Sebuah organisasi para intelektual Islam mengutuk keras genosida dan mendesak kepada negara-negara di dunia untuk mengirimkan pasuka perdamain yang Netral
"Mereka harus bekerja untuk mencapai keamanan bagi semua warga negara negara," uue Union of African Scholars dalam pernyataannya, seperti dilansir PelitaOnline.com, Senin (17/2/2014).
Konflik Afrika sangat terbilang kejam dan menyalahi HAM, banyak ummat islam yang di Mutilasi dan di bakar hidup-hidup
"Dari kejahatan ini begitu mengerikan, termasuk mutilasi dan membakar korban hidup-hidup di depan kamera. Bahkan terhadap wanita dan anak-anak yang tidak bisa melawan," ungkapnya.
Pembantaian kejam dan mengerikan terhadap ummat islam Afrika yang di lakukan oleh ummat kristen, seorang petugas medis menyaksikan pelarian masyarakat muslim Afrika tengah yang sampai ke Bitoye, Chad, dengan berjalan kaki.
“Saya melihat sepasang kakak dan adik berusia sekitar 60 tahun tiba di Bitoye dengan berjalan kaki. Anggota keluarga mereka tewas di bunuh dan mereka melarikan diri ke negara Chad,” tutur Anthony Thouvenin, koordinator Médecins Sans Frontières (MSF) atau dokter tanpa batas di proyek darurat di perbatasan Chad-Afrika Tengah, seperti dilansir dari PelitaOnline.com (18/2/2014).
Pelarian masyarakat muslim dari Afrika tengah tidak mempunyai perlengkapan yang memadai, tim medis MSF prihatin bahwa para imigran Muslim Afrika Tengah banyak yang terserang penyakit dan malnutrisi (gizi buruk).
"Dalam tiga hari, tim medis kami telah melihat 19 anak-anak menderita malnutrisi akut yang parah,” kata Thouvenin, koordinator MSF di Bitoye, Chad.
Imigran Muslim Afrika Tengah umumnya terserang penyakit pernapasan, diare, malaria, dan banyak juga yang patah tulang akibat berdesakan dan terjatuh dari truk. Kini, Rumah Sakit di kota Bitoye dipenuhi oleh para imigran Muslim Afrika Tengah yang membutuhkan pengobatan dan perawatan lebih lanjut
Ummat Islam imigran sangat membutuhkan bantuan dari masyarakat dunia agar kehidupan mereka terselamatkan. TM/AP
“Krisis ekonomi di Afrika Tengah telah berubah menjadi aksi genosioda yang mengerikan. Jika dunia tetap diam membisu berarti kemanusiaan saat ini sudah diabaikan,” kata Union of African Scholars, seperti dilansir dari Pelitaonline.com (17/2/2014).
Para Cendikiawan muslim Afrika sangat menyayangkan karena pasukan perdamaian Perancis tidak Netral yang condong membiarkan ummat kristen membantai ummat islam
“Tentara Perancis tidak berpihak kepada masyarakat Muslim Afrika Tengah dan terkesan tidak berani melucuti senjata para pembunuh massal itu,” keluh para ulama Afrika
Pembunuhan terhadap Muslim meningkat sejak bulan Januari yang lalu, ketika Catherine Samba-Panza, seorang Kristen yang menjabat sebagai walikota ibukota Bangui, terpilih sebagai presiden.
Karena pasukan perdamain perancis tidak bersifat Netral maka Sebuah organisasi para intelektual Islam mengutuk keras genosida dan mendesak kepada negara-negara di dunia untuk mengirimkan pasuka perdamain yang Netral
"Mereka harus bekerja untuk mencapai keamanan bagi semua warga negara negara," uue Union of African Scholars dalam pernyataannya, seperti dilansir PelitaOnline.com, Senin (17/2/2014).
Konflik Afrika sangat terbilang kejam dan menyalahi HAM, banyak ummat islam yang di Mutilasi dan di bakar hidup-hidup
"Dari kejahatan ini begitu mengerikan, termasuk mutilasi dan membakar korban hidup-hidup di depan kamera. Bahkan terhadap wanita dan anak-anak yang tidak bisa melawan," ungkapnya.
Pembantaian kejam dan mengerikan terhadap ummat islam Afrika yang di lakukan oleh ummat kristen, seorang petugas medis menyaksikan pelarian masyarakat muslim Afrika tengah yang sampai ke Bitoye, Chad, dengan berjalan kaki.
“Saya melihat sepasang kakak dan adik berusia sekitar 60 tahun tiba di Bitoye dengan berjalan kaki. Anggota keluarga mereka tewas di bunuh dan mereka melarikan diri ke negara Chad,” tutur Anthony Thouvenin, koordinator Médecins Sans Frontières (MSF) atau dokter tanpa batas di proyek darurat di perbatasan Chad-Afrika Tengah, seperti dilansir dari PelitaOnline.com (18/2/2014).
Pelarian masyarakat muslim dari Afrika tengah tidak mempunyai perlengkapan yang memadai, tim medis MSF prihatin bahwa para imigran Muslim Afrika Tengah banyak yang terserang penyakit dan malnutrisi (gizi buruk).
"Dalam tiga hari, tim medis kami telah melihat 19 anak-anak menderita malnutrisi akut yang parah,” kata Thouvenin, koordinator MSF di Bitoye, Chad.
Imigran Muslim Afrika Tengah umumnya terserang penyakit pernapasan, diare, malaria, dan banyak juga yang patah tulang akibat berdesakan dan terjatuh dari truk. Kini, Rumah Sakit di kota Bitoye dipenuhi oleh para imigran Muslim Afrika Tengah yang membutuhkan pengobatan dan perawatan lebih lanjut
Ummat Islam imigran sangat membutuhkan bantuan dari masyarakat dunia agar kehidupan mereka terselamatkan. TM/AP
Post a Comment